Pengikut

Mengenai Saya

DKI Jakarta Terpadat, Jakut, tapi akhir-akhir ini Jakbar, Indonesia
sombong, sok, angkuh, nyolot, belagu, sifat dasar manusia yang amat teramat melekat di gue

Jumat, 27 April 2018

Cerita Bener

Ini terkait pengalaman seorang rekan kerja pihak ke-tiga dari kantor gue.

Doi kerja di perusahaan logistik yang berpusat di daerah Cibitung, Bekasi. Perusahaannya ga begitu terkenal, mungkin karena 50% space-nya, bahkan lebih mungkin, dikuasai oleh perusahaan gue, yang mana itu ngebuat mereka hanya dikenal oleh segelintir perusahaan aja selain perusahaan gue.

Anw, doi itu lulusan Teknik Sipil cum laude perguruan tinggi negeri nomor satu di daerah asalnya yaitu di Sulawesi, Kendari. Gue sempet terkejut pas denger pengakuan doi itu, gue pikir doi  lulusan ekonomi awalnya, secara jabatannya doi sekelas assistant manger inventory control.

Singkat cerita, doi bilang bahwa sebelum di perusahaan ini, doi pernah kerja sesuai dengan jurusan aslinya doi, jadi honorer di PU di Sulawesi. Dari ceritanya, pas di PU ini kelihatan bahwa doi itu disayang banget sama bosnya. Doi sering banget dibawa meeting ke luar kota, bahkan ampe ke pusat di Jakarta, udah dipercaya banget lah. Dan kerjaan terakhir yang ditugasin ke doi itu disuruh pegang satu project sendiri, dengan dijanjikan untuk diangkat jadi karyawan di situ.
"Terus?"
"Gue ga bisa kerja yang ga sesuai dengan hati nurani gue"
Lah, apaan nih orang.

Seterusnya, doi menceritakan pengalamannya doi yang ngebuat doi kekeuh untuk resign dari situ. Gue ga akan cerita lengkap tentang pengalamannya doi ini, karena gue ga bermaksud menuduh pihak manapun dalam postingan ini, tapi intinya doi sampai menggambarkan ke gue betapa sejahtera dan makmur kalau kerja di sana, dan betapa gilanya doi maksa resign dari situ walaupun udah ditahan-tahan sama atasannya. 

Jadi katanya, doi itu dulu sekali gambar di Corel Draw satu design itu bisa dibayar kurleb 10 juta IDR, itu baru satu loh, sekali doang gambar. Trus gue disuruh bayangin gimana kalo doi disuruh pegang satu project yang kerjaannya ga cuman gambar design doang.

Saat itu, iya  gue bilang doi gila ngelepas tuh kerjaan.

Doi pun ga bisa memungkiri bahwa kalau memang lo ngukur dari segi pendapatan, iya lo bakal bilang doi gila. Tapi doi bilang gini.

"Yailah, hidup gue berapa lama sih di dunia? Sampe sebegitunya?"  


Credit to Mr. S

When It Comes to Real Life, Grades Doesn't Measure Your Success

Jadi berasa pas kuliah ngejar lulus buru-buru dengan IPK setinggi-tingginya...

Dulu, waktu masih kuliah sebagai anak ekonomi, kerja di Big 4 itu adalah ideal life bangetz.
Ada pride tersendiri gitu, bahkan pride pada puncaknya anak ekonomi itu diukur dengan apakah lo bisa masuk Big 4 apa enggak, even cuman magang 3 bulan doang di Big 4 tapi orang-orang sekeliling lo tuh bakal ngeliat lo dengan pandangan WOW dan berdecak-decak kagum gitu kayak di film-film.

Tentunya gue ga lolos.
Dua kali gue nyoba, di salah satu Big 4 yang sama, dan dua-dua-nya ga lolos.

Of course, gue kecewa banget. Gue merasa kemampuan gue itu sama dengan yang berhasil lolos dan bahkan lebih dari beberapa yang lolos dari segi IPK dan kemampuan berorganisasi, apalagi inggris. Trus kenapa bisa gue ga lolos???

Gue semacam sakit hati gitu, ga ngerti dan bertanya-tanya jalan apa yang udah Tuhan persiapkan buat gue. Dan jujur sampai detik ini pun gue belum tau jawabannya. Yang gue tahu, sekarang ini gue udah memasuki tahun ke-lima dalam dunia kerja, dan gue juga akan memasuki perusahaan ke-enam di tahun ini.

Apakah hal itu bagus?
No one knows.
Kalo lo tanya temen gue yang dulu lolos masuk Big 4 trus sekarang udah jadi Assistant Manager, dan udah mau 5 tahun kerja di situ, doi bakal bilang per kemarin akhirnya doi berhasil melakukan terjun bebas dengan resign dari Big 4 dan melepas offering kenaikan gaji dan lain-lain, tanpa tahu kemana doi akan melamar selanjutnya. 

Doi sedih tentunya, tapi doi merasa lebih lega.

Senin, 16 April 2018

Sampai Jaman Sekarang pun Masih Dengan Definisi yang Sama

Sudah dari jaman dahulu kala Tuhan menciptakan definisi berhala.
Uang
Kekuasaan
Wanita
Minuman
You name it.

Sangat mengerikan. Menawarkan kenikmatan duniawi yang sifatnya hanya sementara, karenanya mereka berlomba-lomba mengejar berhala agar mereka bisa menikmatinya lebih dari sementara. Menekan manusia sampai ke titik terendahnya sebagai manusia, hingga akhirnya merubah perangainya menjadi iblis. Melupakan kodratnya sebagai manusia yang memiliki akhlak dan budi, sebagai makhluk sosial.

Jumat, 13 April 2018

Baru Aja Baca Postingan Gue Dari Yang Terbaru Sampai Yang Terlama

Ngangenin. Itu yang gue rasain.
Gue emang nyangka bahwa postingan gue bakal gue pake buat bernostalgia, tapi ga nyangka dalam waktu secepat ini. Rentang jaraknya paling lama itu hanya 6 tahun.
Gimana kalo gue beneran udah tua nanti, trus baca postingan ini?

Sekarang aja gue bisa bilang bahwa gue yang dulu itu punya jiwa dan pemikiran yang free sebagai anak muda. Dengan segala kejadian-kejadian aneh dan menyenangkan di sekitar gue.
Udah berapa banyak orang yang pernah menemani keseharian rutinitas gue.. 
Itu padahal rekaman gue di blog mulainya dari jaman awal kuliah dan ngekost di si om bosse. Kalo gue inget-inget lagi, masa sebelum itu pun juga gue udah punya orang-orang yang sempat menemani rutinitas keseharian gue, kayak bapak-bapak di tikungan Kartini pinggir kali tempat gue nunggu bus 940 atau 125 jaman gue SMA..

-
-
-

Sekarang ini gue lagi memasuki fase mencari jati diri, gue rasa.
Gue berkali-kali terjebak dalam pikiran gue sendiri, antara jati diri dan tanggung jawab.
Gue udah seperempat abad, tapi bahkan sampe hari ini pun gue masih belum menemukan kejelasan untuk diri gue sendiri, apalagi dengan tanggun jawab gue.
Contohnya aja soal kerjaan. Gue tau bahwa gue ga passion di bidang yang sesuai dengan background gue ini. Tapi gue tetep survive ngejalaninnya selama ini dengan cara gue sendiri yang selalu saja bisa menimbulkan kejadian-kejadian aneh, dan membuat hari gue lebih bisa dikenang. Tapi tetep, setelah perusahaan gue yang ini, maka perusahaan yang selanjutnya itu adalah perusahaan ke 6 dalam 5 tahun dunia perkariran gue.

Emang ya hidup gue ga pernah datar-datar aja.
Temen gue, (entah siapa gue lupa) ampe pernah bilang kalo pengalaman hidup gue itu bisa dijadiin film banget deh.

Sekarang ini gelombang yang lagi gue hadapin adalah tentang perusahaan ke-6 dan ujian nasional tingkat SMP.

Apapun itu, semoga gue selalu tetap bisa menjadi diri gue sendiri.
Penyesalan sih selalu ada, dan sampe sekarang kadang masih membekas beberapa. But, time heals.