Ini terkait pengalaman seorang rekan kerja pihak ke-tiga dari kantor gue.
Doi kerja di perusahaan logistik yang berpusat di daerah Cibitung, Bekasi. Perusahaannya ga begitu terkenal, mungkin karena 50% space-nya, bahkan lebih mungkin, dikuasai oleh perusahaan gue, yang mana itu ngebuat mereka hanya dikenal oleh segelintir perusahaan aja selain perusahaan gue.
Anw, doi itu lulusan Teknik Sipil cum laude perguruan tinggi negeri nomor satu di daerah asalnya yaitu di Sulawesi, Kendari. Gue sempet terkejut pas denger pengakuan doi itu, gue pikir doi lulusan ekonomi awalnya, secara jabatannya doi sekelas assistant manger inventory control.
Singkat cerita, doi bilang bahwa sebelum di perusahaan ini, doi pernah kerja sesuai dengan jurusan aslinya doi, jadi honorer di PU di Sulawesi. Dari ceritanya, pas di PU ini kelihatan bahwa doi itu disayang banget sama bosnya. Doi sering banget dibawa meeting ke luar kota, bahkan ampe ke pusat di Jakarta, udah dipercaya banget lah. Dan kerjaan terakhir yang ditugasin ke doi itu disuruh pegang satu project sendiri, dengan dijanjikan untuk diangkat jadi karyawan di situ.
"Terus?"Lah, apaan nih orang.
"Gue ga bisa kerja yang ga sesuai dengan hati nurani gue"
Seterusnya, doi menceritakan pengalamannya doi yang ngebuat doi kekeuh untuk resign dari situ. Gue ga akan cerita lengkap tentang pengalamannya doi ini, karena gue ga bermaksud menuduh pihak manapun dalam postingan ini, tapi intinya doi sampai menggambarkan ke gue betapa sejahtera dan makmur kalau kerja di sana, dan betapa gilanya doi maksa resign dari situ walaupun udah ditahan-tahan sama atasannya.
Jadi katanya, doi itu dulu sekali gambar di Corel Draw satu design itu bisa dibayar kurleb 10 juta IDR, itu baru satu loh, sekali doang gambar. Trus gue disuruh bayangin gimana kalo doi disuruh pegang satu project yang kerjaannya ga cuman gambar design doang.
Saat itu, iya gue bilang doi gila ngelepas tuh kerjaan.
Doi pun ga bisa memungkiri bahwa kalau memang lo ngukur dari segi pendapatan, iya lo bakal bilang doi gila. Tapi doi bilang gini.
"Yailah, hidup gue berapa lama sih di dunia? Sampe sebegitunya?"
Credit to Mr. S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar